Posts

Showing posts from 2012

tentang dia: tamu undangan

Ciputat, 28 Juli – 28 Agustus 2012 “Going back to the corner where I first saw you Gonna camp in my sleeping bag I’m not gonna move..” (The Script – The Man Who Can’t Be Moved) *** Aku memandangi lapangan basket di hadapanku dengan jutaan tanya merayap dalam kepala. Gedung sekolah ini begitu sepi ditinggal penghuninya yang sedang libur ramadhan, tapi dia malah menculikku ke sini. Pagi tadi, dia datang ke kamarku. Memintaku menemaninya jalan-jalan. Kupikir dia akan membawaku ke taman kota lagi, atau mungkin ke laut, atau ke mana saja tempat yang lebih masuk akal dibanding gedung sekolah SMP. Aku tak mampu menebak isi kepalanya. Apa yang dia ingin nikmati dari sebuah gedung sekolah? Dia duduk di sebelahku dengan mata yang tak bisa diam. Kedua matanya sibuk mengelilingi gedung sekolah yang sepi ini. Lapangan basket, lorong-lorong kelas, masjid, dan entah ke mana lagi matanya berlarian. Sesekali kutangkap sesimpul senyum pada bibirnya. Lama dia menikmati semuanya sendiri. Hingg

Tanpa Nama

Ciputat, 23 Juli – 28 Agustus 2012 Pernikahan. Sebuah kata yang semestinya menjadi pangkal dari segala kebahagiaan. Menikahi orang yang kaucintai. Menikahi orang yang mencintaimu. Bertahun kebersamaan yang membuat kalian memutuskan untuk menikah. Pernikahan. Memang sudah semestinya bikin semua orang berbahagia. Keluarga, teman, bahkan mungkin ‘mantan’. Namun, bagaimana jika, ada seseorang di luar sana yang tak pernah masuk ke dalam kategori manapun? Bagaimana dengan seseorang itu? Haruskah dia juga merasa bahagia untukmu? Dia, yang tak pernah masuk ke dalam kategori manapun itu, bukan keluarga. Dia tak pernah lagi kauanggap teman. Tetapi, dia juga tak pernah resmi menjadi seorang ‘mantan’. Dia bahkan tak pernah kaujadikan kekasih hati. Dia hadir begitu saja. Mengisi hari-harimu dulu. Bertahun lalu. Saat kalian muda belia. Saat kalian belajar mengenal sebuah rasa yang ternyata memiliki daya magis luar biasa, yang mampu memikat, yang mampu mengikat, siapa saja, di mana saja, kapan

Burung

Ciputat, 07 Juli 2012 Di atas pekarangan, beterbangan burung-burung. Mereka milikku. Mereka memilikiku. *** Aku ini burung Yang tak suka untuk dikurung Belenggu tak sanggup cegahku berlalu Simpul hanya akan membuatku semakin jauh kabur Cukup nikmati saja aku menari nari di atas pekaranganmu Bebas Dan tak perlu khawatir aku kan lepas Selama matamu tetap mengawasi sayapku Selama bibirmu tak lupa cara menguncup dan mengalunkan simfoni untuk memanggilku Pulang.

Perawan

Ciputat, 04 Juli 2012 Afeksi berlebih pada sesuatu akan membuat panca indera mu mati rasa… *** Perawan. Sebuah kata yang begitu mudah diucap tapi sulit diungkap. Mungkin, kau hanya akan mengungkapnya pada seseorang yang kaucintai habis-habisan. Kauungkap meski jalinan janji suci sehidup semati belum kalian lakukan. Terserah. Tapi aku, dan mungkin jutaan perempuan lain di luar sana ingin tetap menyimpannya secara hati-hati. Sampai tiba waktunya nanti, janji suci sehidup semati digaungkan bersama sang kekasih. Dan kami ini, memiliki alasannya sendiri-sendiri. Mungkin karena takut dihamili. Mungkin karena takut dilaknat Ilahi. Mungkin karena takut diusir papi dan mami. Atau mungkin, karena tak ada lagi yang bisa kauberi pada si calon suami. Yang terakhir itu, sungguh kukatakan tulus dari dalam hati. Jika aku juga masih punya cadangan hati… Bertahun lalu, ketika segalanya masih utuh tersegel dalam diriku, aku bertemu manusia satu itu. Satu-satunya manusia yang kepadanyalah aku sela

INFO SELEWAT: NOVEL E-BOOK CUMA-CUMA

Image
sekadar membantu seseorang untuk menyebarkan naskah novelnya secara cuma-cuma. katanya, lebih baik begitu ketimbang si naskah berbelatung di dalam hard disk laptopnya. maka, jika kalian suka membaca novel dalam bentuk digital, boleh unduh novel ini secara cuma-cuma: http://www.4shared.com/office/PRheJhjI/NOVEL_-_YANG_KEDUA_-_oleh_ALI_.html sampul depan novel keterangan novel: judul: Yang Kedua penulis: Ali N. halaman: 150 termasuk sampul depan. sekilas cerita: Iris, si gadis sembilan belas tahun, mengagumi seorang pria pemilik toko bunga, Ranu, tiga puluh empat tahun. namun tampaknya, pria itu sudah berkeluarga.. *** Terima Kasih! :)

untitled: ucapan yang hilang

Ciputat, 16 April 2012 Menyedihkan itu ketika kamu bersikap seolah kamu dan saya tak akan pernah berpisah. Kamu tetap tertawa seperti hari yang sudah-sudah. Kamu tetap bermanja-manja. Kamu tetap genit menggoda. Rasanya saya ingin menarik kerah kemejamu, mendekatkan wajah padamu, lalu memakimu. Bukankah masa-masa seperti ini tak mungkin terjadi lagi? Bukankah keberadaan esok hari hampir tak mungkin sama sekali? Bukankah kamu dan saya tak mungkin berjumpa lagi? Lalu, kenapa kamu hanya diam? Sebut saya aneh karena malah memintamu menyisakan kenangan. Saya suka kenangan. Mungkin kamu tidak. Tapi, saya suka. Bagi saya, semua yang sementara harus diberi bonus kenangan yang paling indah. Mungkin sebuah kecupan di pipi. Mungkin pelukan sesaat. Atau sekadar jabat tangan hangat pun tak masalah. Sayangnya, kamu seolah tak bersedia menyisakan apa-apa. Kamu telan habis semuanya. Bahkan ketika saya bilang, saya akan pulang. Kamu tetap diam. Kamu diam. Saya diam. Kamu dan saya hanya diam begini

Untitled: Sementara

Cimahi, 12 April 2012 Hidup ini hanya sementara. Jadi, wajar bagi saya jika banyak hal yang terjadi dalam hidup ini juga hanya sementara. Tapi, seperti sebuah sajak milik Sapardi, “ Yang fana itu waktu. Kita abadi. ” maka kenangan tentang apa yang terjadi itu akan terus ada. Abadi. Sama seperti kamu. Kamu yang hanya sementara mengisi hari-hari dalam hidup saya. Kamu yang datang dan pergi silih berganti. Kamu semua. Kamu yang bahkan tak pernah menamakan relasi di antara kamu dan saya. Cukuplah bahasa tubuh saja yang menjelaskan semua tentang kamu dan saya. Lalu, setelah kesementaraan itu berlalu, haruskah kamu dan saya mengadakan upacara perpisahan? Seorang kawan mengatakan, ucapan perpisahan akan membuat memori terlalu sarat dengan hal sentimentil. Bahwa ucapan perpisahan akan menjadi beban memori yang terberat. Tapi, tidak bagi saya. Saya justru merasa upacara perpisahan harus dibuat sedemikian megah. Bila perlu mengundang setiap alasan perpisahan untuk datang memeriahkannya

Suami Orang: Jeda

Cimahi, 07 April 2012 “Ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian.. Mencoba.. mencari celah dalam hatimu..” Chrisye – Seperti Yang Kau Minta *** Kepalaku berputar-putar. Rasanya, aku seperti terjebak dalam sebuah lingkaran setan. Mungkin, ini kutukan Tuhan.. Ialah Surahman. Lelaki yang telah membuat kepalaku berputar-putar. Jungkir balik tidak keruan. Dia tidak tampan. Tidak juga tampak seperti lelaki yang kelebihan uang. Wajahnya standar, berkumis tipis sekali hingga terlihat seperti titik-titik kaku saja. Rambutnya lurus dan jatuh, persis seperti aktor mandarin Aaron Kwok di masa muda dulu. Caranya berpakaian juga tak nampak istimewa. Dia selalu memakai kemeja yang agak besar dan celana yang sedikit kepanjangan hingga terlihat menumpuk di bagian bawahnya. Dilihat dari nama dan penampilannya, dapat kupastikan, Surahman benar-benar bukan tipe lelaki yang akan digilai oleh perempuan lain seusiaku. Perempuan yang bahkan usianya belum mencapai seperempat abad. Surahman a

Cinta Maya: Sama.

Cimahi, 04 April 2012 Kerut di sekitar mata saat tertawa itu.. seksi akut! *** Setiap kali berdiam di suatu tempat. Ada saja manusia-manusia yang hinggap sebentar di dalam kepala. Seperti yang lalu-lalu. Seperti kamu. Mungkin benar jika hormon yang sedang bergolak dalam tubuh turut mengambil peran. Tapi, biarlah. Toh rasa suka memang datang dari hidung lantas turun ke hati, bukan? Kali ini, di antah berantah ini, kamu lah yang tak pernah absen menghadiahi hari-hari membosankan saya dengan sebuah senyuman. Kamu memang tak rupawan. Kamu juga tak terlihat hartawan. Tapi, kadar humor yang begitu tinggi dalam darahmu telah mengalahkan para wan-wan yang lainnya. Nilai tambah yang jumlahnya berpuluh kali lipat buat saya. Nah, itu dia, wajah pura-pura merajuk itulah yang membuat saya jatuh hati padamu. Bibirmu yang menguncup dengan alis bertaut benar-benar terlihat lucu dan menggemaskan. Terutama untuk manusia seusia kamu. Sekitar tigapuluh tahun, mungkin? Gara-gara tingkah

Jatuh Cinta Itu Hormonal

Ciputat – Cimahi 1 Desember 2011 – 30 Maret 2012 Mari bercinta! *** Tidak semua orang percaya penuh pada cinta. Dia salah satunya. Belakangan, dia berpikir bahwa cinta hanyalah sebuah efek samping dari proses kimiawi panjang. Ya. Semua diawali dari adanya feromon yang tersesat ke dalam indera penciumanmu, terbawa sampai ke otak. Lalu, feromon tersebut bereaksi dengan saraf-saraf di dalam otakmu. Merangsang kelenjar-kelenjar tubuh tertentu untuk mengeluarkan sejumlah hormon yang membuat sensasi-sensasi menakjubkan. Sensasi-sensasi yang sanggup menjungkirbalikkan perasaanmu. Sensasi-sensasi yang kemudian kau sebut “jatuh cinta”. Ditipu hormon, begitulah dia mengistilahkannya. Perasaan tidak keruan yang diikuti ketertarikan seksual yang sama. Insiden berulang yang selalu terjadi di masa-masa ovulasi. Dia sudah nyaris hapal mati skenarionya. Pertama, dia akan tertarik luar biasa pada seseorang. Seseorang yang seolah mengambil alih negara kecil di dalam kepala dia. Lalu,

tentang dia: stagnan

Cimahi, 17 Maret 2012 Seolah semesta membawa berita, bahwa kau dan aku memang sejiwa. *** Sudah hampir satu jam dia hanya termangu sambil memainkan sedotan dalam gelas jus strawberry-nya. Bahkan semua es batu di dalam gelas itu nyaris mencair sekarang. Di sepasang matanya terpancar kesenduan yang turut menjalari siapa saja yang menatapnya lama-lama. Termasuk aku. Entahlah, melihat dia seperti itu seolah menyerap habis seluruh kebahagiaan dalam hidupku. Tiba-tiba aku ikut merasa kehilangan . Kehilangan.. jiwaku . Jauh-jauh ada di sini, tidakkah sebaiknya kaunikmati pemandangan hijau berkabut di hadapan kita? Aku berusaha mengalihkan dia sesaat dari dalam dunianya. Dunianya yang terlalu suram. Kugenggam tangannya seraya menunjuk ke arah gunung hijau yang separuhnya ditutupi kabut. Persis di sebelah café tempat aku dan dia menikmati hidangan makan menjelang sore. Makan siang yang sudah terlalu sore. Tapi dia tetap bergeming. Hanya mengangguk sedikit tanpa menoleh atau

tentang dia: kejutan Tuhan

Ciputat, 04 Februari 2012 Dia menatap mataku dengan serius. Lalu, bertanya, “Berapa banyak lelaki yang ada di dunia? Tak adakah lajang yang tersisa?” “…”, aku kehilangan suara. *** Memperhatikan dia merendam kaki di kolam dan menendang-nendang pelan di dalamnya, sejujurnya agak membuatku tergoda juga untuk duduk di sebelahnya dan melakukan hal yang sama. Tapi, seseorang yang tampak berusia matang dengan kemeja, dasi, dan celana selicin ini tentu akan terlihat ajaib jika melakukan hal kekanakan seperti itu. Maka aku hanya tersenyum dan menggeleng ketika dia menepuk-nepuk batu pualam kolam di sebelahnya, menawariku duduk. Melihat reaksiku, dia malah tertawa. “kau terlalu kaku!” katanya lalu terkikik pelan.  Ada apa kali ini? Ya. Aku heran sekali. Baru sekali ini dia memintaku bertemu di tempat selain kamar kosku. Malah aku juga tak menyangka, dia memilih taman seramai sore ini untuk bertemu.  “Ngga ada apa-apa.” Dia tersenyum, kubaca keraguan dalam senyum

tentang dia: demensia

Ciputat, 10-11 Januari 2012 “ were you telling lies? (on the night before) was I so unwise? (on the night before) when I have you near you were so sincere treat me like you did the night before.. ” (The Beatles – The Night Before) *** Halo, kamu. Apa kabar? Sesungguhnya aku berharap kamu baik-baik saja. Sehat sejahtera. Tapi, entah kenapa, aku justru merasa khawatir padamu. Mungkin ada baiknya kamu pergi berobat ke dokter atau ke rumah sakit. Kudengar dari dia, ada sesuatu yang salah pada isi kepalamu. Membuatku jadi menduga-duga, barangkali kepalamu terbentur sesuatu. Mungkinkah begitu? Kemarin malam dia menghubungiku. Semalaman namamu disebut berbarengan dengan berbagai jenis binatang. Dia bilang kamu kehilangan logika. Dia mengatakan hal-hal semacam amnesia dan demensia. Jujur saja, aku sulit mengingat kata-kata yang disebut dengan begitu cepat, apalagi separuh berteriak. Kurasa dia sungguhan kesal padamu. Dia bilang, mulanya memang dia tak paham mengapa kamu mengataka