Posts

Showing posts from 2014

Perihal Kasta Si Gadis

Ciputat, 11 Agustus 2013 Kamu duduk menghadapinya dengan tatapan mata yang beberapa hari lalu sempat menggoyahkan imannya. Kamu tersenyum, semanis senyum biasanya. Senyuman yang mulai dia benci keberadaannya. Senyuman yang semakin dia yakini adalah sewujud tipu daya iblis paling bajingan di dalam semesta. Dia mengepalkan kedua tangannya di atas meja, lalu menarik nafas dalam-dalam sebelum mulai ceramah panjang tentang hubungan aneh di antara kamu dan dia. Ini pertama kali baginya untuk berceramah tentang kasta para lelaki di dalam hidupnya. Pertama kali. Khusus untukmu seorang, si bajingan dalam samaran malaikat yang nyaris sempurna. “Di dalam hidupku, ada tiga kasta utama bagi laki-laki.” Dia mengacungkan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis tangan kirinya. “Pertama,” Telunjuk kanannya menyentuh ujung telunjuk kirinya, “teman biasa. Tak ada kriteria khusus untuk menjadi sekadar teman dalam hidupku. Aku tak peduli kamu berasal dari golongan apa, aku akan tetap b

Membencintaimu.

Ciputat, 22 September – 21 Oktober 2014 Di dalam sebuah ruang yang bahkan sepasang tarikan napas pun sulit terdengar, sebuah melodi berlirik dungu terus berputar ulang: “aku tak tahu apa yang terjadi antara aku dan kau, yang kutahu pasti, kubenci untuk mencintaimu..”. Di dalam sebuah ruang yang jauh lebih tersembunyi: ada sesuatu yang terasa berpilin perlahan. *** B E N C I. C I N T A. B E N C I N T A. Banyak orang bilang dua hal itu sangat sulit untuk dipisahkan. Ketika kau terlalu membenci seseorang, hasil akhirnya malah memiliki kemungkinan berubah menjadi cinta. Atau ketika kau terlalu mencintai seseorang, tak jarang malah akan menghasilkan kebencian yang tak terhingga. Atau malah mungkin kedua perasaan itu hadir bersama-sama.. Kauingin dia tak ada tapi juga sekaligus ingin dia ada. Kaumembenci keberadaannya tapi juga menyukai setiap saat yang kalian lalui bersama. Kautahu pasti di dalam kebencianmu yang tak terhingga itu ada rasa cinta yang terus meng

Tentang Dia: Benci Untuk Mencinta

Ciputat, 22 September 2014 “Aku tak tahu apa yang terjadi antara aku dan kau.. Yang kutahu pasti Kubenci untuk mencintaimu….” Naif – Benci Untuk Mencinta *** Satu tengah malam yang berisik karena hujan badai, aku dikejutkan dengan sebuah sms singkat dari dia yang berbunyi: aku ada di depan kontrakanmu . Maka buru-buru aku membukakan pintu dan mendapati gadis itu basah kuyup dengan bibir yang nyaris biru dan seluruh tubuh gemetar hebat. Aku cepat cepat menariknya masuk ke kontrakanku. Ketololan apa yang membawanya datang ke tempatku selarut ini tanpa memedulikan hujan badai sama sekali? Dia duduk menyeruput teh hangat di kasurku setelah aku memaksanya mengeringkan tubuh dan mandi air hangat sesegera mungkin. Kausku tampak seperti baju terusan pada tubuh mungilnya. Kurasa bobot tubuhnya memang juga menyusut beberapa kilo sejak terakhir kali aku bertemu dengannya. Masalah apa yang mampir dalam hidupnya kali ini? “Apakah kautahu, mengapa seseorang memutuska

Surat Terbuka Untuk Seseorang Yang Kisahnya Telah Kututup Selamanya

Ciputat, 12 Oktober 2014 UNTUK PARA PEREMPUAN YANG DIKHIANATI. DITIPU. DIKECEWAKAN OLEH LAKI-LAKI. SILAKAN KIRIMKAN SURAT INI KEPADA LAKI-LAKI ITU :) *** Kepada kamu, yang halaman ceritanya telah kututup selama-lamanya: Aku memutuskan untuk memaafkanmu. Kuputuskan untuk memaafkan segala kejahatanmu padaku, pengkhianatanmu, penipuanmu, pengecewaan olehmu meski kau tak pernah meminta maaf padaku secara langsung. Kau memang tak pantas menerima maaf dariku, tetapi aku tak ingin mengecewakan Tuhan dengan membiarkan kebencianku padamu merusak hatiku yang tulus. Aku memutuskan menutup halaman ceritamu selama-lamanya dan membuka lembaran yang betul-betul baru. Kauboleh menyapaku hanya jika tak punya rasa malu. Tetapi, jangan harap aku akan mengistimewakanmu. Karena bukankah seseorang hanya bisa melangkah maju jika tak lagi menoleh pada sampah yang telah dibuang olehnya? Selamat tinggal untuk selamanya. Selamat menikmati hidupmu yang begitu-begitu saja. Semo

Lelaki Asing Pada Sebuah Perjalanan Pulang

Ciputat, 27 Juli 2014 Sebuah hadiah ilang tahun terhebat dari Tuhan selama duapuluh tiga tahun ini: mengenal kamu. NB: Sebuah hadiah lain yang juga tak kalah hebat: bertemu Pak Pranoto pada suatu pagi di dalam angkot menuju Ciputat :) *** Pernahkah kau mendengar tentang adanya gaya tarik menarik antara pikiran kita dengan semesta hingga ketika kita memikirkan sesuatu sefokus-fokusnya maka semesta akan mendekatkan apa yang kita pikirkan itu pada kita? Pernahkah kau mendengarnya? Kukira mungkin lebih banyak orang yang menyebut hal semacam itu sebagai sebuah kebetulan . Sore itu, halte bus Transjakarta Harmoni penuh sesak seperti biasanya. Aroma yang meruap di antrian puluhan manusia itu tak lagi bisa kujelaskan dengan kata-kata. Jangan tanya berapa besar keinginanku menanggalkan seluruh pakaian karena pengapnya berada dalam antrian itu. Tapi, aku memutuskan untuk melewati bus yang baru saja tiba setelah melihat tak ada satupun kursi yang tersisa di dalamnya. Bukan ak

Segumpal Ampas Kopi di Dasar Gelas

Ciputat - Tangerang Selatan, 22 Juli 2014 “Cinta itu seperti kopi hitam. Enak dinikmati selagi panas..”, katamu pelan seraya menatap ke dalam mataku dengan ekspresi yang tak kupahami sama sekali. Apakah kedua ujung bibirmu yang kautarik ke pipi dapat kudeskripsikan sebagai sebuah senyuman? *** Kau embuskan asap rokokmu pelan-pelan dari dalam mulut. Kaulirik jam tangan berantai perak yang diberikan secara cuma-cuma oleh perempuan yang kini lelap di balik punggungmu. Kau tak pernah mengerti kenapa Tuhan bisa memberimu kemampuan memperdaya perempuan sehebat ini. Kau tak tahu mesti kausebut kemampuan ini sebagai berkah atau justru musibah. Perempuan yang tertidur kelelahan di balik punggungmu itu sudah hampir setahun ini kaujadikan kekasih. Entah kekasih yang nomor berapa, kau bahkan tak lagi ingat. Karena ada banyak lagi kekasihmu di luar sana. Perempuan-perempuan yang bagimu terlalu bodoh hingga percaya segala ucapan yang keluar dari mulutmu yang selalu berbau asap rokok

Tiga Dalam Satu

Ciputat, 28 April 2014 “Tubuhku butuh kamu tapi tak bisa rasa seperti dulu.. rusak sudah aku..” Anji – Berhenti di Kamu *** Detak jarum jam terdengar semakin nyaring seiring malam yang kian hening. Sepasang mata yang kelopaknya membuka dan menutup perlahan itu tampak lelah memandangi langit-langit kamar tidur yang bebercak bocoran air hujan. Sudah seminggu ini gadis itu sakit, menelan apapun sulit, seluruh tubuhnya nyeri jika digerakkan, dan setiap malam dia tak bisa tidur semudah biasanya. Dia berusaha tak mengaitkan sakitnya itu dengan keputusan sang kekasih untuk mengakhiri hubungan mereka. Tidak. Sama sekali tidak. Malam ini, dia sudah terbaring di atas ranjang sejak tigapuluh menit yang lalu. Kepalanya pusing tak tertahankan. Dia hanya ingin tidur. Tetapi, ada yang tak bisa berhenti berdebat di dalam kepalanya. Tiga suara yang berisik itu seolah tak mengizinkan gadis itu untuk segera terlelap. “aku butuh dia!” Tubuh berseru lantang, “aku merindukan setiap

Tentang Dia: Layang-layang

Ciputat, 09-18 Januari 2014 Mereka menghiasi angkasa dengan warna-warni menggoda. Tetapi, percayalah sayang, terkadang mereka selalu lebih indah dipandangi saat melayang nun jauh di atas sana.. *** Selamat malam, hai kamu. Sehat sehat saja kan? Aku selalu mendoakan yang terbaik bagi kamu. Sungguh. Terutama karena kini, kamulah yang seharusnya menjaga dia untukku. Kamu.. serius akan menjaganya untukku, bukan? Bisakah kamu berjanji? Hmm? Tahukah kamu, beberapa minggu yang lalu, tak lama setelah kuserahkan dia kepadamu, dia datang kepadaku dengan wajah sayu. Katanya dia bermimpi. Mimpi yang sangat mengerikan. Dia merasa mungkin itu sebuah pertanda. Entahlah, sesungguhnya dia tak begitu percaya pada hal-hal semacam itu tetapi kali ini tiba-tiba dia berpikir demikian. Kurasa, sejak mengenalmu, dia memang jadi sering memikirkan hal-hal yang sebelumnya tak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya. Bukan hantu, bukan. Kamu pikir dia bermimpi tentang hantu? Tentu bukan. D

PURNAMA

Ketika jatuh cinta, bukalah matamu lebar-lebar! *** Cinta itu membutakan. Begitulah kata sebagian besar orang yang kukenal. Aku lantas menolak jadi buta hingga sebagian besar dari mereka menyebutku Si Picky . Tapi, hal itu tak pernah kuanggap sebagai masalah besar, karena namaku memang Vicky. Jujur saja, hampir duapuluh tujuh tahun hidup di dunia, aku memang belum pernah memiliki kekasih sama sekali. Satu-dua lelaki pernah hinggap dalam garis-garis batang kehidupanku. Tapi, mataku yang terus terbuka lebar dengan cepat menemukan hal-hal yang tak bisa kuterima untuk ada di dalam diri pasanganku. Maka, para lelaki itu berguguran dengan sendirinya. Bukannya aku mencari pasangan yang sempurna, tapi kurasa, aku hanya enggan mengkhianati arsitek kecil dalam diri yang telah membuat cetak biru pasangan hidup untukku. Hanya itu. “Kamu mau sampai kapan sih bertahan untuk ngga punya pacar, Vick? Sini aku kenalin ke teman kantorku.. di kantorku, cowo-cowo nya lumayan loh..” Seorang