Posts

Showing posts from May, 2011

tentang dia: kebrengsekan tamu baru

Ciputat, 14 Mei 2011 Malam ini, izinkanlah aku mengalirkanmu dari kedua mataku hingga pagi menjelang... *** Halo, untuk kamu si tamu baru. Tamu baru yang bikin dia depresi luar biasa. Akhirnya aku nekat mengajakmu bicara melalui jiwa yang terluka. Salam kenal. Tahukah kamu perihal dia? Si gadis yang senang memperhatikanmu dari spion bus kota yang kaukemudikan itu. Tahukah kamu? Sepertinya kamu tahu ya... Beberapa waktu lalu, dia datang ke rumahku. Menangisi kamu. Dia jatuh hati padamu, kurasa. Tapi, kamu terlalu jauh dari jangkauan tangan mungilnya. Dia bilang, cintanya padamu adalah cinta maya. Antara ada dan tiada. Tak benar-benar nyata. Tak bisa dinyatakan. Mulanya, dia hendak memperkenalkan diri padamu. Ingin, setidaknya, bisa selangkah lebih dekat denganmu. Agar kemudian, cintanya tak lagi maya. Tapi, satu berita duka tiba-tiba sampai di telinganya... sungguh, aku pun sangat terkejut ketika mendengar berita sedemikian. Jadi, kamu sudah berkeluarga rupanya? Kamu tah

suami orang: madu

Ciputat, 13 Mei 2011 “Aku ingin mencium kamu sampai istrimu sanggup merasakan manisnya bibirku saat ia mengecup bibirmu..” *** Terlentang sendirian di dalam kamar. Kau meratap. Menyalahi Tuhan atas takdirmu yang terlalu menyedihkan. Lagi-lagi kaujatuh dalam hati yang telah berpenghuni. Sempat kauberpikir untuk perlahan ikut menghuni hati si pria beristri. Menyingkirkan penghuni hati satu-satunya, meski kautahu kau tak akan pernah menjadi satu-satunya. Kau biarkan dirimu kerasukan setan. Kemudian, kau mulai berandai. Andai kau betul-betul menerima madu dari si pria beristri. Bagaimana rasanya? Berbagi ruang hati dengan si istri, bagaimana rasanya? Bahkan yang paling pasti, berbagi ranjang dengan si istri, bagaimana rasanya? Kau lalu bergidik ngeri. Khayalan itu menjadi semacam tamparan yang menyadarkanmu. Menyadarkan bahwa poligami itu hal yang sangat keterlaluan! Bahwa poligami yang dulu kaupuja-puja itu ternyata sangat sangat tidak menyenangkan. Ya. Kau sadar bahwa setiap

cinta maya: apa rasanya?

Ciputat, 2 Mei 2011 Satu hari, kutanyakan pada maya, “Pernahkah kau mencinta?” Maya tersenyum, “menurutmu?” “Kurasa tak pernah.” Mantap kujawab pertanyaan maya, “bukankah cintamu bikin dunia tergelak tawa? Menyanyikan lagu cinta pada asap jelaga itu gila, menangisi kepergiannya malah terasa semakin edan! Bukankah kau bahkan tak pernah ada? Bagaimana pula kau mampu mencinta?” Maya tertawa pelan, “apa yang kau tahu tentang cinta? Kaupikir dunia tahu segalanya? Kaupikir mereka yang menertawakan cintaku tahu tentang cinta? Kurasa mereka bahkan tak tahu bagaimana cara mengeja cinta!” “cintaku jauh lebih nyata dari cinta siapapun di dunia! Bahkan yang terlihat semegah Prince Charles dan Lady Diana ternyata hanya pura-pura! Cintaku tak akan berkhianat dan tak akan pernah dikhianati! Cintaku tak akan pernah mati! Abadi!” Aku tercenung sesaat, “lalu, apa rasanya cinta yang demikian? Bahkan yang kaucinta tak pernah tahu cinta itu ada, bahkan dia juga tak pernah tahu kau ada, baga