Posts

Showing posts from 2015

Tentang Dia: Pulang?

Pamulang, 17 - 28 Agustus 2015 Seburuk-buruknya rumah, pulang akan selalu menjadi sebuah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Tetapi, pastikan bahwa tempat yang selama ini kita anggap rumah, tidak menjadi sengketa dengan orang lain. Pastikan ya? *** Langit malam terlihat cerah sekali hari ini. Meskipun berkali-kali aku harus merapatkan jaketku tinggi-tinggi hingga ke leher, tapi pemandangan langit malam yang diramaikan oleh jutaan titik kecil bintang itu rasanya cukup untuk melunasi dinginnya suasana di warung makan antah berantah ini. Ya, warung makan antah berantah. Semua berawal ketika dia tiba-tiba muncul di depan rumah kosku sore tadi. Tanpa mengizinkanku bertanya apa-apa, dia memintaku berganti dengan pakaian yang lebih hangat dan memaksaku membawa jaket. Lalu seperti biasa, aku menjadi supir yang tak tahu arah tujuan sementara dia dengan santai dan sangat terlatih, karena sudah sering mengerjaiku dengan penculikan supir seperti ini, memberi petunjuk jalan bagiku.

Cincin di Saku Celana

Ciputat, 28 April 2015 Aku ingin berhenti berlari. Maukah kau menghentikan kakiku?  *** Sudah hampir satu jam aku berdiri di depan cermin. Tak terhitung sudah berapa kali pula aku merapikan rambut dan setelanku. Hari ini adalah hari yang sangat penting bagiku, sepenting sebuah cincin emas yang tersimpan dalam kotak beludru biru tua di saku celanaku. Cincin yang akan segera kupersembahkan pada perempuan yang akan kutemui sebentar lagi. Semua berawal dari pertemuan terakhir kami, sekitar satu bulan yang lalu. Aku bahkan masih ingat saat itu dia memakai gaun putih pendek selutut bermotif titik titik cokelat halus, tak lupa dia juga memakai jaket jins biru kesukaannya. Dia duduk tersenyum ramah sambil menyeruput es kopi kedua di mejanya. Aku malu sekali karena datang terlambat, tambahan lagi dia tak marah padaku. Maka, aku memilih mengutuk diriku sendiri dibanding kemacetan jalanan ibukota . Seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, kami membicarakan pekerjaan masing-mas

M E N A N G I S

Image
Ciputat, 15 Februari 2015 Menjelang petang. Hujan. Jalur bebas hambatan. Lagu-lagu sendu dinyanyikan oleh pengamen berbola mata buatan. Air mataku seketika ingin berlari keluar, ingin bermain bersama hujan. *** Tiba-tiba aku ingin menangis. Meski aku tak yakin untuk apa (atau siapa?) aku ingin menangis. Mungkin ini karena pengaruh hujan di luar sana. Mungkin karena hujan, lampu oranye jalur bebas hambatan yang temaram, ditambah dengan lagu-lagu sendu yang dinyanyikan oleh pengamen berbola mata buatan. Entah mana di antara semua itu yang lebih dominan hingga membuatku benar-benar ingin menangis sekarang. Lalu aku ingin meraung. Aku ingin mencaci. Aku ingin mengacak-acak semesta. Meski aku tak yakin untuk apa (atau siapa?) aku ingin melampiaskan segala emosi yang berkecamuk di dada itu. Hingga seperti ada sebuah tombol yang otomatis ditekan, ingatanku mulai memutar sebuah film lama. Potongan-potongan cerita di masa lalu yang bahkan tak ingin kusebut sebagai masa l

Satu Paragraf

Ciputat, 17 Januari 2015 “I tried to swim to the side but my feet got caught in the middle and I thought I'd seen the light but oh no. I was just stuck on the puzzle Stuck on the puzzle.” Alex Turner – Stuck On The Puzzle. *** Tik tik tik tik tik. Bunyi tuts papan tombol laptopmu berulang kali terdengar. Dengan cepat, sejumlah kata muncul menjadi satu-dua kalimat di layar laptop itu tetapi kau selalu saja menghapus kembali semuanya setelah membacanya sekali lagi. Kau ingin menulis sesuatu tentang satu rasa malam itu tapi tak menemukan kalimat yang sesuai. Mungkin juga, justru tak kautemukan nama rasa yang sesuai untuk apa yang melandamu di malam itu. Sungguh ingin kaucekik Alex Turner karena dia lah yang berkontribusi dalam serbuan rasa malam itu. Perasaan yang kemudian menekan di dalam dada, bahkan juga menekan kelenjar Lakrimalis-mu meski tak sampai ada setetes air pun yang membasahi pipimu. Kau berusaha mengelak ketika bisikan di kepalamu menyebu