suami orang: kopi.
Rawamangun, 03-10 Juni 2011
Dua pasang mata yang saling tatap dengan mulut terkunci rapat, lalu bicara dengan bahasa yang hanya mampu dimengerti oleh kalbu: Cinta.
***
Satu lagi kopi kaleng sengaja kutinggalkan di belakang jok supir bus langgananku sebelum aku turun. Setiap berangkat dan pulang kuliah, aku selalu naik bus yang sama. Bus yang hanya ada beberapa hingga aku tak jarang bertemu dengan dia . Si supir bus yang diam-diam ku kagum i. Entahlah, aku tak tahu apa nama rasa ini. Jadilah kusebut saja: kagum .
Supir ini berbeda dengan supir bus lainnya. Dia tidak kasar, tidak grasak-grusuk, hampir selalu sopan, dan dia juga ramah. Tambahan lagi aku suka cara dia berpakaian. Dia tidak jorok seperti supir-supir metromini. Dia selalu memakai kemeja dan celana jins panjang. Bahkan, tak jarang dia juga memakai sepatu kets. Asesoris favoritnya, si topi hitam yang sering sekali dia kenakan. Ah, pokoknya aku sangat kagum pada dia !
“Kamu suka sama supir?!!” Salah seorang