Posts

Showing posts from 2009

khayalan tentang kita (2)

kali ini kau dan aku perlu bicara jangan tatap aku begitu saja karna imajinasiku mulai memudar merasa di sini tak ada kita.

menikahi langit [sebuah karya tidak jelas yang dibuat dengan kondisi emosional tinggi]

aku kehilangan suara saat sahabatku satu satunya berkata dengan bahagia, "aku akan menikahi langit, bram!" ia menggenggam tanganku kuat kuat, "aku jatuh cinta pada langit!" wajahnya berseri seri. dilepasnya tanganku, lantas ia menari nari. ia berlari keluar dari studio lukisku, bergerak menuju balkon dan terus menari dengan senyum cerahnya. roknya bergerak dengan indah mengikuti tubuh melodi yang terus berputar putar riang. kukumpulkan suaraku lagi untuk bertanya padanya, "apakah..langit juga mencintaimu, mel?" melodi berhenti menari. ia menoleh ke arahku. terlukis keraguan di wajahnya. tapi kemudian ia tersenyum. berjalan menghampiriku dengan sangat anggun. ia mengangguk, "tentu saja!" aku bertanya lagi, ragu, "langitkah yang bilang bahwa ia mencintaimu?" melodi menggeleng, ia meremas bahuku, "langit tak perlu bilang cinta padaku, bram.. aku dapat merasakannya! langit selalu mengerti apa yang kurasak

khayalan tentang kita

kau dan aku tak perlu bicara cukup tatap aku begitu saja biarkan imajinasiku berkuasa menganggap di sini ada kita.

kisah ilalang yang malang..

suatu hari di padang bunga yang berwarna warni terbanglah seekor lebah yang tengah mencari madu terbaik baginya. ia asyik mengitari bunga bunga yang memang sangat mempesona itu. merah, putih, kuning, semuanya tampak sedap dipandang mata. namun, meski lama berkeliling, belum satupun bunga yang dihinggapinya. ia hanya sanggup menyapa dan memuji para bunga itu. ini salah satu keahliannya. satu waktu pandangan sang lebah tertancap pada ilalang. ilalang yang malang karna wujudnya tentu jauh dari kata indah dibandingkan bunga bunga di sekelilingnya. malah ada kemungkinan ia akan disingkirkan karna dianggap hama tanaman. sang lebah terbang menghampiri si ilalang yang malang tersebut. ia berputar putar mengelilingi ilalang itu, sekali, dua kali.. lantas ia berhenti dan menyapa si ilalang. "hai, ilalang.." sapanya, "kau mempesona.." ilalang hanya tersenyum. ia tak menyahut. hati kecilnya sibuk memperingatkan: "dia hanya menggoda..dia hanya menggoda.."

Awan

awan. indah memang, menggumpal anggun di angkasa. memandanginya bikin jiwa tenang dan damai. tapi awan tetap awan, sekuat apapun kau coba menggenggamnya, tak kan ada yang bersisa di tangan mu. awan akan terus bergerak mengikuti arah angin. tak bisa kau ikat dan tambatkan di halaman rumah. awan. indah memang, terlebih saat langit cerah. tapi kau hanya mampu mengaguminya, jangan harap memilikinya. apalagi kalau kau hanyalah ilalang yang malang, seperti aku.

Pencuri Sialan!

wajah polos berjerawat itu akan selalu ku ingat! dia adalah pencuri! keluar masuk kepala seenaknya! mencoret-coret hati ini dengan namanya sendiri! oh! betapa emosinya! akhirnya ia mencuri! wajah polos berjerawat itu akan selalu ku ingat! ya! aku akan ingat! ia pencuri! pencuri hatiku! sialan!! 5 juni 2009

Saiko

begitu mencintaimu hingga ingin ku awetkan kau dalam akuarium kaca begitu mencintaimu hingga ingin ku pajang tiap bagian tubuhmu di dinding kamar begitu mencintaimu hingga ingin ku pelihara kau dalam kandang berkawat begitu mencintaimu hingga ingin kurantai kau dan kukunci dengan gembok baja agar hanya aku yang dapat menikmati dirimu seutuhnya.. se u tuh nya . . . 3 januari 2009

Hujan

hujan itu berkah, sayang bukan musibah meski ayah selalu marah marah tiap kali mengantar di hari yang basah tapi, hujan itu berkah, sayang bukan musibah..

Ada Kasih di Sekolah

Senin pagi! Kubuka jendela kamarku. Ahh... cuaca yang benar-benar bersahabat! Kuhirup oksigen sebanyak-banyaknya, bau aspal yang basah karena hujan semalam juga ikut menyusup masuk ke dalam indra penciumanku. Puas menikmati udara pagi hari, aku berbalik, bergerak menuju cermin yang digantung di pintu kamarku. Rambut, oke! Kemeja, oke! Kacamata, sip! Yak! Aku siap berangkat ke sekolah! Kusambar tas dari atas tempat tidurku dan bergegas keluar kamar. “Bu, Raka berangkat!” Aku berseru sambil melangkah keluar rumah dan menghampiri motor bebekku yang kuparkir di pekarangan tadi pagi. “Raka, kamu udah sarapan belum?” Ibuku muncul dari dalam rumah dengan daster birunya. Ia menghampiriku tanpa alas kaki karena terburu-buru. Aku nyengir saja dan menggeleng. “Nanti di sekolah aja...” “Kamu ini...” Wanita yang mulai keriput ini memukul bahuku pelan. Sebenarnya, beliau lebih suka memukulku di kepala. Tapi, entah sejak kapan kepalaku ini tak lagi terjangkau oleh tangan hangatnya itu.

Enggak Cuma Perut

Aku melirik jam di pergelangan tangan kananku, pukul 12 tepat. Ah .. pantes panas buener. Coba tu awan nutupin matahari bentaaaarrr ajah, biar lebih adem sedikit. Mana di Jakarta begini, pohon-pohon udah rada jarang lagi. Mayan banyak sih tapi masih kurang adem!! Ehh, sebelumnya, kenalkan dulu, namaku Tubagus Irfan Yohannes. Biasanya dipanggil ‘Tupay’. Tahun ini, merupakan tahun pertamaku ikut puasa. Maklum, aku dan keluarga baru mengucapkan dua kalimat syahadat 4 bulan lalu. Sebagai mualaf aku belum tahu banyak tentang hakikat puasa dan hukum-hukumnya. Aku cuma tahu kalau puasa itu enggak makan dan enggak minum sampai maghrib, betul ‘kan?! Aku melirik kanan kiri, beh .. orang-orang pada bejubel menuhin halte bus yang sempit ini. Aku sendiri berdiri disini udah setengah jam. Masih nunggu teman sekomplek yang sekolahnya tepat di belakang halte bis ini. Saat sekumpulan cowok berseragam putih abu-abu keluar dari pintu gerbang disampingku itu, aku langsung mengangkat kepalaku tinggi-tin

Gajah yang Tak Terlihat

c“ANOOOOOOOOO!!“ Ara berseru memanggil cowok yang sudah nyaris mengayuh sepedanya keluar dari pekarangan rumah di sebelah rumah Ara,“Tungguin Gue!!“ Serunya lagi sambil berlari menghampiri cowok yang bernama Ano itu. Ano nyengir melihat Ara yang ngos-ngosan dan bertumpu pada bahu kirinya. Ara menganggap cengiran itu lebih tepat disebut seringai SWEEPER!! “Ngapa, Raa?“ Tanya Ano tanpa nada berdosa sedikitpun, “Takut gue tinggalin yah?!“ Katanya lagi. Ano lalu terkekeh pelan. Ara menegakkan tubuhnya dan langsung menjitak kepala cowok yang telah menjadi sahabatnya selama 16 tahun itu. Ano meringis kesakitan, sementara Ara malah tersenyum puas. “Rese’ loe!“ Katanya, “Pagi-pagi udah bikin gue marathon!“ Ano terkekeh lagi, wajahnya selalu terlihat bahagia jika Ara menderita. Ia menepuk-nepuk kepala cewek kelas 2 SMU itu pelan. “Gomen-gomen. Niat gue tadi sih cuman mau parkir doang kok ... enggak berminat ninggalin elo.“ Katanya, “Buruan naek deh, keburu telat nih.“ Katanya lag

koroshite

Aku duduk di pinggir jendela kamarku, menimbang-nimbang pisau yang sedari tadi ku genggam. Agaknya hari ini lagi-lagi ku batalkan niat untuk mengakhiri hidup. Cowok yang tinggal di depan rumahku itu menatapku. Tatapan matanya seakan berseru ‘ coba lakukan itu kalau memang berani!‘ . Aku melompat turun dari jendela dan masuk ke dalam kamarku yang sebenarnya loteng ini. Aku keluar kamar, menyaksikan pemandangan yang setiap hari kulihat. Ibu tiriku tengah disiksa suami barunya dan di sebelah kamarku adik tiriku yang baru berumur 5 tahun itu menangis sambil memegangi bantalnya. Tak ada sedikit pun niat di hatiku untuk membuatnya diam. Ku langkahkan kakiku ke dapur untuk makan. Aku sudah tak peduli lagi dengan hidupku yang memang kacau ini. Sejak Ibu memutuskan bercerai dari Ayah yang selingkuh saat umurku baru 6 tahun, hidupku mulai kacau. Aku tinggal bersama Ayah dan Ibu tiriku yang tak pernah menampakkan sedikit pun rasa sayangnya untukku. Semua m