Posts

Jika.

Jombang, 11 Januari – 25 Februari 2019 Cukupkanlah ikatanmu. Relakanlah yang tak seharusnya untukmu. Yang sebaiknya kaujaga adalah... Dirimu sendiri... (Kunto Aji – Sulung) *** Sebuah lingkaran emas seukuran jari berkilau cantik di atas telapak tanganku: Cincin Tunangan . Aku memandanginya seperti Smeagol menatap cincin Sauron. Ini adalah sesuatu yang paling berharga di dalam hidupku. Sesuatu yang paling berharga dalam tiga puluh tahun kehidupan yang telah aku lewati. Aku bahagia. Tentu saja aku bahagia. Bulan depan aku akan resmi menjadi seorang Nyonya. Seorang Nyonya bagi lelaki yang aku cintai. Bagaimana aku tidak bahagia? Seharusnya aku bahagia, bukan? Sudah sepantasnya aku bahagia, kan? Tiga bulan yang lalu, lelaki ini melamarku. Sebuah adegan klise seperti di film – film televisi yang sering kupertanyakan keberadaannya. Malam itu, kami sedang merayakan hari pertemuan kami di tahun kedua. Kami duduk di restoran yang sama, di nomor meja yang sama pula. Dua

Kehilangan Kata

Jombang, 21 September – 14 November 2018 I’m in love with you way more than i had planned. *** Pada suatu waktu, meski tak yakin apakah itu sungguh-sungguh yang terakhir, kau akan menemukan seseorang yang membuatmu jatuh ke dalam cinta yang keterlaluan. Kau jatuh cinta secinta-cintanya cinta hingga tak mampu menerjemahkannya ke dalam kata-kata. Kau hanya ingin meledak, pecah menjadi serpihan molekul atom dan menyusup ke dalam pikirannya, ke dalam pikiran manusia itu, untuk sekadar mengetahui apakah dia juga merasakan hal yang sama. Segala keributan dan perdebatan panjang yang terjadi di dalam pikiranmu itu, apakah dia juga merasakannya? Pada suatu waktu, meski tak yakin apakah itu sungguh-sungguh yang terakhir, kau akan menemukan seseorang yang membuatmu jatuh ke dalam cinta yang keterlaluan. Kau jatuh cinta secinta-cintanya cinta hingga tak mampu menerjemahkannya ke dalam kata-kata. Kau hanya ingin menangis, lalu tertawa, lalu merenung, lalu meracau ke hadapan manusia

Air Di Dalam Gelas

Jombang, 28 Februari - 01 Maret 2018 Maybe we could divide it in two Maybe my animals live in your zoo Maybe I’m in love with you… (Brainstorm - Maybe) *** Sudah beberapa jam kau memandangi segelas air yang disodorkan Tuhan ke hadapanmu. Orang – orang bijak mengatakan, kau tak boleh menolak pemberian Tuhan. Namun, apa yang akan kau lakukan terhadap segelas air itu? Kau masih belum mampu memutuskannya. Segelas air itu tidak nampak berbahaya di matamu, tapi kau tak pernah tahu apa yang terkandung di dalam cairan bening tersebut. Kau berusaha mengingat-ingat pelajaran kimia semasa sekolah dulu, apakah ada zat beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau tajam? Tapi, lantas kau merasa begitu hina karena berpikir mungkin Tuhan berusaha meracuni dirimu. Meski tak bisa kauingkari bahwa pikiran itu tak mau enyah dari dalam kepalamu. Pikiran bahwa Tuhan mungkin berusaha meracuni dirimu yang selama ini acap kali meragukan keberadaan-Nya. Pikiran bahwa mungkin Tuhan kepengin ka

Tentang Dia: Cukup (?)

Ciputat - Jombang, 24 November 2014 – 21 Februari 2018 Aku ingin jatuh cinta. Aku ingin jatuh cinta yang tak bisa dijelaskan dengan biologi, ataupun kimia. Aku hanya ingin jatuh cinta. *** Gadis bermata sendu itu berdiri di hadapanku dengan senyuman yang melengkung sempurna dari satu telinga ke telinga lainnya. Gaun putih selutut yang dia kenakan bergerak lembut tertiup angin. Dia lantas duduk di sebelahku tanpa melepaskan jaket denimnya. Aku masih takjub dengan gelora keceriannya yang berlebihan hari ini. Bukannya aku tak senang. Sesungguhnya, menerima ajakan gadis ini untuk minum kopi di kafe seperti sekarang memang menyenangkan. Tapi, terkadang tak berujung menyenangkan. Karena biasanya dia datang padaku dengan kebimbangan atau kesedihan permanen yang tak berujung. “Jangan melihatku seperti itu.” Kata-kata pertamanya padaku meluncur diikuti kekehan pelan, “hari ini aku sungguh-sungguh sedang bersuka cita.” Siapa lagi kali ini? Laki-laki brengsek mana lagi ya

Tentang Kita: Maaf.

Jombang, 21 September 2017 Tiba-tiba, radio di sudut kamar memutar lagu usang yang liriknya serasa menusuk-nusuk telinga, menusuk-nusuk sesuatu di dalam dada: Chicago – Hard to Say I’m Sorry . *** Aku melirik jam di sebelah laptopku. Pukul 1 dini hari. Kupijit kedua alis mataku kuat-kuat sebelum memutuskan untuk menyeduh kopi lagi. Ini sudah gelas kopi yang ketiga dalam empat jam belakangan. Pekerja lepas berpenghasilan pas-pasan sepertiku, terkadang harus menerima dua-tiga pekerjaan sekaligus demi menyokong kebutuhan generasi millennial untuk eksis dalam pergaulan sana-sini. Mulai dari menulis artikel, hingga mengerjakan ilustrasi buku, semua kuterima tanpa memperhitungkan jam tidurku yang semakin terpotong. Lalu, tanpa sadar, aku kini bersahabat dengan kopi. Atau mungkin lebih tepat jika kukatakan, aku mulai mengenal kopi setelah dia memutuskan untuk tak lagi menemaniku setiap malam. Ah, betapa aku merindukan e-mail­ – e-mail darinya. Tapi, seperti wejangan para tetua

Kabisat.

Ciputat, 29 Februari 2016 It was nice to, nice to know ya, let's do it again How we did it on a one night stand Boy, I wanna be more than a friend to ya Nice to, nice to know ya, let's do it again How we did it on a one night stand Boy, I wanna be more than a friend to ya Let's do it again "Do It Again" (Pia Mia feat. Chris Brown & Tyga) *** Hai. Hari ini Saya sebetulnya sedang tidak ingin menulis cerita. Tapi, momen Kabisat tidak datang setiap tahun, jadi Saya cuma ingin menulis saja hari ini. hahaha. Hmm. Hari ini Saya mau menulis fakta saja, tentang hujan yang seharian begitu setia menemani. Saya sebetulnya tidak terlalu suka berkendara saat hujan apalagi jika hujan badai apalagi jika ditambah petir yang menggelegar. Seram. Hii. Tapi, Saya selalu suka berkendara setelah hujan mereda atau sekalian setelah hujan telah tiada. Apalagi ketika seluruh lampu-lampu di jalanan telah dinyalakan. Saya selalu merasa sinar lampu yang terpan

Sepotong Kue Manis

Ciputat, 12 – 14 Februari 2016 “Talk to me baby I’m going blind from this sweet, sweet craving Let’s lose our minds and go fucking crazy Ah yayayaya I keep on hoping we’ll eat cake by the ocean..” (DNCE – Cake By The Ocean) *** Sepotong Cheese Cake kusuapkan ke dalam mulut. Sementara perempuan di hadapanku menyesap teh peppermint dari cangkirnya sambil tetap membaca novel yang dipegang olehnya. Hari ini dia membaca ulang Pride and Prejudice dengan khusyuk. Aku suka melihat ekspresi wajahnya saat membaca. Rambut ikalnya yang tak pernah melebihi leher itu akan menjuntai sedikit saat dia menunduk menyusuri kalimat-kalimat di dalam buku. Ah, bahkan aku juga suka ekspresi wajahnya saat dia menolak memakan kue dari sendokku. Wajahnya akan merengut dan dia akan menggeleng tiap kali aku mencoba menyuapkan sesendok ke dalam mulutnya. “Aku ngga suka manis.” Begitu selalu katanya. Dulu. Dulu sekali aku pernah menanyakan alasannya. Alasan kenapa dia tak suka m