hati bunda
Ciputat, 30 Juli 2011
Untuk kamu, yang percaya penuh bahwa hati memang cuma satu.
***
Pancaran mata bunda ketika menatap ayah selalu berbeda. Aku tahu itu. Sejak dulu, aku selalu tahu itu. Hanya, aku tak pernah mengerti, kenapa begitu?
Keluargaku adalah keluarga mini yang bahagia. Satu kepala keluarga, satu ibu, dan satu orang anak.Ayah dan bunda tak pernah terlibat pertengkaran serius. Satu-dua kali masih wajar, menurutku. Yah, dua kepala tak akan pernah benar-benar menjadi satu, bukan? itu pendapatku, pendapat dari gadis berusia duabelas tahun.
Setiap pagi, aku, ayah, dan bunda sarapan bersama. Ayahku seorang karyawan di sebuah bank swasta, sementara bunda adalah perawat di salah satu rumah sakit negeri yang lumayan besar di kota ini. Sesibuk-sibuknya bunda, beliau tak pernah absen memasak sarapan ataupun makan malam untuk aku dan ayah. Bahkan bunda juga selalu menyiapkan bekal untuk kami berdua. Bunda selalu bilang beliau mencintaiku sepenuh jiwa. Tak perlu dikatakan