Duapuluh Dua
Ciputat, 28 Juli 2013 Hadiah ilang tahun yang ditulis sehari lebih cepat: selamat hari lahir, Aku! *** Sepasang kembar dari dua kepala berdiri pongah di atas sepotong kue yang ada di meja makan. Kilatan api menari-nari pada sumbu yang separuhnya sudah berubah hitam. Mereka adalah sepasang pertanda bahwa kini telah berkurang lagi jatah hidup si Aku di dunia. Si Aku duduk memandangi sepasang kembar yang melotot ke arahnya. Sepasang kembar yang kembali mempertanyakan eksistensi si Aku di dunia. Siapa kamu, heh? Siapa kamu? Si Aku membuka mulut siap menjawab, tapi lalu ragu hingga membiarkan bibirnya kembali mengatup. Si Aku menyesali fakta tak ada jawaban yang bisa ia berikan kepada si kembar bahkan pada pertanyaan yang pertama. Padahal.. berapa lama si Aku telah berkelana hingga si kembar dari dua kepala ini akhirnya datang menyapa? Sudah berapa jauh kamu berlari, heh? Sudah berapa banyak yang kamu tangkap di dunia, heh? Si Aku menatap alas kakinya, alas kaki