Posts

Showing posts from 2013

Perjalanan di Atas 100 kilometer.

Image
Ciputat, 17 September-03 November 2013 Aku… jatuh bebas. *** Saat itu pukul sebelas malam, entah sudah berapa banyak markah penunjuk kilometer jalan di jalur bebas hambatan itu kaulewati, tetapi matamu masih terjaga. Kaucoba memejamkan mata, tetapi pikiranmu tak mau berhenti bicara. Pikiranmu sibuk bicara tentang dirimu yang masih saja menjebak diri di masa lalu. Sesungguhnya enggan kauakui bahwa manusia yang memaksamu membuang semua masa lalu itu benar adanya. Buat apa menyimpan mayat perasaan yang tak bisa kauhidupkan sama sekali itu? Kenapa harus takut bergerak maju untuk mencoba jatuh lagi ke lain hati? Kenapa harus takut disakiti? Bukankah jatuh cinta dan patah hati adalah sebuah siklus yang menunjukkan bahwa kau adalah manusia sejati? Buat apa bertahan menjadi sewujud badan yang tak punya hati? Serangan tanda tanya itu membuat kantuk benar-benar enggan hinggap di kedua matamu. Diam-diam kau menyesali pertemuanmu dengan manusia itu. Seharusnya, kau tetap hidup tenteram

Mungkin Kita ...

Ciputat, 03-04 September 2013 What am I to you? *** Ponselmu bergetar pelan. Jantungmu meluncur jatuh ketika membaca nama si pengirim pesan yang telah menggetarkan ponselmu itu. Kamu di mana? Lagi apa? Ngopi yuk.. Napasmu terasa berat seperti hari-hari lain ketika manusia itu mengirimkan pesannya. Manusia yang muncul dan hilang sesukanya. Manusia yang sanggup melemparmu ke surga detik ini dan kembali menendangmu ke bumi detik berikutnya. Lalu, di dalam kepalamu akan mulai terjadi perkelahian hebat. Separuh dari pikiranmu mengutuk, mencaci maki, memaksamu untuk mengabaikan pesan itu. Sementara, separuh sisanya terbang melayang-layang dan kepengin segera membalas: Yuk! Di mana? Aku segera datang! Manusia itu sudah berbulan bulan ini mengacaukan pikiranmu. Jenis manusia yang bahkan belum berani kaudefinisikan. Apakah dia termasuk ke dalam golongan teman biasa? Teman dekat? Teman spesial? Atau malah teman senang-senang yang cukup hadir saat satu sama lain saling me

Duapuluh Dua

Ciputat, 28 Juli 2013 Hadiah ilang tahun yang ditulis sehari lebih cepat: selamat hari lahir, Aku! *** Sepasang kembar dari dua kepala berdiri pongah di atas sepotong kue yang ada di meja makan. Kilatan api menari-nari pada sumbu yang separuhnya sudah berubah hitam. Mereka adalah sepasang pertanda bahwa kini telah berkurang lagi jatah hidup si Aku di dunia. Si Aku duduk memandangi sepasang kembar yang melotot ke arahnya. Sepasang kembar yang kembali mempertanyakan eksistensi si Aku di dunia. Siapa kamu, heh? Siapa kamu? Si Aku membuka mulut siap menjawab, tapi lalu ragu hingga membiarkan bibirnya kembali mengatup. Si Aku menyesali fakta tak ada jawaban yang bisa ia berikan kepada si kembar bahkan pada pertanyaan yang pertama. Padahal.. berapa lama si Aku telah berkelana hingga si kembar dari dua kepala ini akhirnya datang menyapa? Sudah berapa jauh kamu berlari, heh? Sudah berapa banyak yang kamu tangkap di dunia, heh? Si Aku menatap alas kakinya, alas kaki

Perhitungan Pikiran

Ciputat, 26 Juli 2013 Apakah di dunia ini benar-benar ada beberapa hal yang hanya perlu dijalani tanpa perlu diperhitungkan lagi? *** Hati bergelayut pada sandaran kursi kerja Pikiran, memperhatikan tangan-tangan Pikiran mencoreti kertas di hadapannya. Sudah beberapa hari ini Pikiran tak juga beranjak dari kamar kerjanya. Dia sibuk mengutak-atik sejumlah variabel. Kertas-kertas berisi coretan angka bertebaran di seluruh meja kerjanya. Raut wajahnya terlihat serius sekali. Saya mulai khawatir kami semua bisa jatuh sakit jika dia terus-terusan bekerja lewat waktu seperti ini. Sejak kelahiran kembali Hati, Pikiran memang berubah menjadi sosok yang waspada berlebihan. Saya kira dia hanya merasa bertanggung jawab pada kematian hati beberapa tahun yang lalu hingga tak mau kejadian yang sama terulang lagi. Saya bahkan merasa perhitungan Pikiran untuk menyeleksi kamu semakin ketat sekarang. Dia selalu saja berhasil menemukan nilai-nilai yang tak sesuai pada kamu semua. Lantas

Tentang Dia: Jatuh atau.. Menjauh?

Ciputat, 06 Juni 2013 Ada apa di dasar jurang yang tak terlihat sama sekali itu? Hmm? *** Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali aku bertemu dengan dia. Dia sedang sibuk dengan pekerjaan barunya, hingga sama sekali tak sempat mengunjungiku. Padahal, aku menanti-nantikan cerita terbaru tentang kamu. Maaf, siapa namamu tadi? Salam kenal.. Tapi, beberapa hari yang lalu, dia akhirnya datang mengunjungiku. Seperti biasa, dia membawa dua kaleng kopi dingin. Lalu, pertanyaan anehnya dilontarkan kepadaku ketika dia sudah duduk di atas tempat tidurku. “Jika kamu dihadapkan pada sebuah jurang, yang dasarnya sama sekali tidak kelihatan, apakah kamu akan melompat jatuh? Atau kamu berbalik arah dan pergi menjauh?” Aku mengangkat bahu. Kutenggak kopi dinginku. Aku tak pernah benar benar merasa dia butuh mendengar jawaban dariku tiap kali pertanyaan aneh meluncur keluar dari mulut mungilnya. Dia menarik nafas dalam dalam dan menekuk lututnya sedemikian hingga akhirnya dia menyan

Suami Orang: Perpustakaan

Ciputat, 29 Februari 2012 – 30 April 2013 Dia tahu. Semua rahasianya terbongkar ketika matamu tak sengaja berjumpa dengan matanya. Ketika tubuhmu tak sengaja merapat dengan tubuhnya. Ketika kamu tak sengaja berpapasan dengannya di lorong penyimpanan tas itu. Pada suatu siang, di sebuah perpustakaan.. *** Sudah berbulan-bulan dia memperhatikanmu. Kamu yang menurut dia bertampang terlalu garang untuk berada di antara begitu banyak rak buku. Terlalu garang untuk ada di sebuah perpustakaan. Kamu yang selalu datang tepat setelah jam makan siang usai. Kamu yang akan datang dengan tas punggungmu yang besar. Kamu yang telah mencuri salah satu ruang pikirannya berbulan-bulan lalu. Saat itu, dia melihatmu untuk yang pertama kalinya. Kamu yang berseragam lengkap. Setelan hijau tua dengan jahitan pangkat-pangkat yang tidak pernah dia pahami sama sekali. Mulanya dia pikir, kamu pasti hanya tersesat saja sampai di perpustakaan itu. Tapi ternyata tidak. Kamu sungguhan menghampiri pus

Jam Tangan

Ciputat, 25 Januari 2012 Berapa lama waktu yang kauberikan untukku memilikimu? *** Pria berkemeja rapi dengan celana panjang yang sedikit berbekas lipit sering menarik perhatianku dengan mudahnya. Tak terkecuali pria yang satu itu. Pria yang mudah gugup jika kusentuh sedikit saja bagian tubuhnya. Tapi dia dapat dengan cepat berubah berkuasa saat menarikku ke dalam kamar. Aku suka caranya menanggalkan seluruh pakaiannya dalam setiap sesi panas kami hingga dapat kunikmati kehangatan kulitnya tanpa terhalang serat bahan. Hanya sebuah jam tangan yang melingkari pergelangan tangan kanannya lah yang akan tersisa. Jam tangan berantai perak yang selalu tampak mengkilap. Hadiah ulang tahun ke empatpuluh lima dariku. Jam tangan kesayangannya. Sejujurnya aku senang sekali dia menepati janjinya untuk terus memakai jam tangan itu saat jam tangan itu kuberikan padanya setahun yang lalu. Tapi jam tangan tetaplah jam tangan. Fungsi utamanya untuk mengingatkan seseorang akan waktu.