Jatuh Cinta Itu Hormonal
Ciputat – Cimahi 1 Desember 2011 – 30 Maret 2012 Mari bercinta! *** Tidak semua orang percaya penuh pada cinta. Dia salah satunya. Belakangan, dia berpikir bahwa cinta hanyalah sebuah efek samping dari proses kimiawi panjang. Ya. Semua diawali dari adanya feromon yang tersesat ke dalam indera penciumanmu, terbawa sampai ke otak. Lalu, feromon tersebut bereaksi dengan saraf-saraf di dalam otakmu. Merangsang kelenjar-kelenjar tubuh tertentu untuk mengeluarkan sejumlah hormon yang membuat sensasi-sensasi menakjubkan. Sensasi-sensasi yang sanggup menjungkirbalikkan perasaanmu. Sensasi-sensasi yang kemudian kau sebut “jatuh cinta”. Ditipu hormon, begitulah dia mengistilahkannya. Perasaan tidak keruan yang diikuti ketertarikan seksual yang sama. Insiden berulang yang selalu terjadi di masa-masa ovulasi. Dia sudah nyaris hapal mati skenarionya. Pertama, dia akan tertarik luar biasa pada seseorang. Seseorang yang seolah mengambil alih negara kecil di dalam kepala dia. Lalu,