Jatuh Cinta Itu Hormonal

Ciputat – Cimahi
1 Desember 2011 – 30 Maret 2012

Mari bercinta!

***

Tidak semua orang percaya penuh pada cinta. Dia salah satunya. Belakangan, dia berpikir bahwa cinta hanyalah sebuah efek samping dari proses kimiawi panjang. Ya. Semua diawali dari adanya feromon yang tersesat ke dalam indera penciumanmu, terbawa sampai ke otak. Lalu, feromon tersebut bereaksi dengan saraf-saraf di dalam otakmu. Merangsang kelenjar-kelenjar tubuh tertentu untuk mengeluarkan sejumlah hormon yang membuat sensasi-sensasi menakjubkan. Sensasi-sensasi yang sanggup menjungkirbalikkan perasaanmu. Sensasi-sensasi yang kemudian kau sebut “jatuh cinta”.

Ditipu hormon, begitulah dia mengistilahkannya. Perasaan tidak keruan yang diikuti ketertarikan seksual yang sama. Insiden berulang yang selalu terjadi di masa-masa ovulasi. Dia sudah nyaris hapal mati skenarionya. Pertama, dia akan tertarik luar biasa pada seseorang. Seseorang yang seolah mengambil alih negara kecil di dalam kepala dia. Lalu, seperti yang diharapkan, seseorang itu akan memberikan umpan balik yang makin memperkeruh suasana. Kekacauan pikiran makin melanda. Hingga, saat perasaan aneh itu kian memuncak.. poof! Minggu wanita pun dimulai.. dan dia akan kembali mencaci hormon sendiri.

Itulah barangkali alasannya memintaku berhenti berhubungan dengan pegawai keuangan dari lantai tiga kantor kami. Dia bilang aku dan pria itu tertipu hormon. Alasan yang lebih tak masuk akal ketimbang status pernikahan pegawai keuangan itu. Mungkin aku akan mempertimbangkan nasehatnya jika dia mengatakan: “hubungan kalian tidak sehat! Ingat, dia sudah menikah!” bukan malah: “tolol! Kalian tertipu hormon!”

Lagipula, aku baru berhubungan dengan pria itu selama dua minggu belakangan ini. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku tak pernah bersedia dibawa ke ranjang sebelum hubungan yang terjalin menginjak dua-tiga bulan. Aku masih ingat kali pertama ketertarikanku pada pria itu muncul. Kala itu, kami berpapasan di tangga darurat. Sebuah hal yang sangat tidak wajar memang, tapi itulah yang terjadi ketika kau harus kerja lembur dan betapa sialnya korsleting listrik terjadi hingga lift gedung tidak berfungsi. Pria itu hendak kembali ke ruangannya karena kunci mobilnya tertinggal di laci meja. Sementara aku sedang terburu-buru untuk segera pulang ke rumah. Pertemuan singkat dan sesimpul senyuman yang saling kami lemparkan terasa begitu mengikat. Aku bahkan tak ingat bagaimana kami sampai bertukar nomor pin masing-masing dan sering bertemu di tangga darurat itu meski lift gedung berfungsi dengan sangat baik.

***

Sudah tiga hari, kami belum bertemu. Padahal pikiranku seakan teracuni oleh pria pegawai keuangan itu. Entahlah, rasanya aku tak sanggup berkonsentrasi pada seluruh pekerjaanku. Kukatakan semua itu pada si pria ketika akhirnya kami bertemu di tangga darurat sepulang kerja sore itu. Pria itu tertawa. Aku suka melihat kerut di sekitar matanya saat ia tertawa.

“weekend ini.. istri dan anakku pergi keluar kota. Ikut wisata dari sekolah anakku..” Ia diam sebentar, terlihat seakan menimbang-nimbang sebelum kata-kata berikutnya diucapkan, “..kalau.. kalau kau mau, kita bisa mampir ke villa milikku di daerah bogor..”

Aku diam. Mempertimbangkan usia hubungan kami yang bahkan belum sampai satu bulan. Ia buru-buru menambahkan, “itu hanya kalau kau mau, aku tidak akan memaksa. Masih ada lain kali..” ia tersenyum.

Entah apa yang membuatku mengubah prinsip dua-tiga bulanku secepat itu, tapi aku segera mengangguk, “tak masalah.. aku suka Bogor..

 ***

Jumat pagi. Hari yang cukup kunantikan akhirnya datang juga. Aku bahkan sudah tersenyum sejak pertama membuka mata. Membayangkan akan menghabiskan akhir pekan bersama pria pegawai keuangan itu rasanya.. mendebarkan. Kurasa tak pernah terjadi hal seperti ini dengan pria-pria sebelumnya. Yah, meski tadi malam, dia menghubungiku. Kembali mengatakan, bahwa aku tertipu hormon. Ah, kupikir dia terlalu mengada-ada saja. Mungkin hanya iri saja padaku. Seorang gadis yang bahkan belum pernah memiliki kekasih.. tahu apa tentang cinta?

Kuhirup banyak-banyak udara pagi dari balkon apartemenku sebelum beranjak ke kamar mandi. Udara Jakarta terakhir untuk dua hari ke depan. Karena, dua hari ke depan aku akan berada di.. OH SHIT! Mendadak bayangan Bogor pudar dari dalam kepalaku. Mendadak siluet pria pegawai keuangan lantai tiga itu menguap dari kepala. Mendadak aku teringat dia..

tolol! Kalian tertipu hormon!

Kuraih Blackberry-ku, sebuah pesan BBM kukirimkan pada pria itu..

Sayang, aku kedatangan tamu bulanan :(

***

Comments

Popular posts from this blog

untitled: ucapan yang hilang

Jika.

Kehilangan Kata