untitled: bengong itu...

Ciputat, 23 April 2011

Untuk kamu, satu-satunya yang hanya bisa saya miliki ketika bengong :)

***

Bengong itu nikmat. Begitu menurut seorang teman. Saya sendiri merasa bengong itu justru menyakitkan. Tiap kali saya bengong, maka akan muncul memori-memori yang tak pernah saya inginkan untuk muncul lagi. Mereka hadir begitu saja. Sepaket dengan bengong dan segerombol kesunyian yang segera mengerubungi saya. Setelah diserbu oleh pasukan pengacau pikiran itu, saya akan meratapi semua ketololan saya di masa-masa pembentukan memori tersebut. Kenapa dulu saya begitu, kenapa dulu tak begini, kenapa harus ada ‘kenapa’. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Berikutnya saya akan semakin meratap ketika ‘kenapa’ mulai berganti menjadi ‘andai’. Andai begitu maka begini, andai begini maka... ahh, andai!

Bengong itu menyedihkan. Menontoni memori ketololan diri sendiri itu menyedihkan. Atau... menjadi seorang masokis itu malah menyenangkan?

***

Kau berbisik di telingaku, “kau tahu apa yang kulihat ketika melamun?”
Aku menggeleng, “tak tahu... apa yang kaulihat?”
Kau menerawang angkasa, “aku melihat kita. Menangisi cinta. Memaksa Tuhan untuk mengembalikan masa muda yang telah lapuk dimakan usia. Kita... yang selamanya... maya.”

Comments

Popular posts from this blog

untitled: ucapan yang hilang

Jika.

Kehilangan Kata