tentang dia: kebrengsekan tamu baru

Ciputat, 14 Mei 2011

Malam ini, izinkanlah aku mengalirkanmu dari kedua mataku hingga pagi menjelang...

***

Halo, untuk kamu si tamu baru. Tamu baru yang bikin dia depresi luar biasa. Akhirnya aku nekat mengajakmu bicara melalui jiwa yang terluka. Salam kenal.

Tahukah kamu perihal dia? Si gadis yang senang memperhatikanmu dari spion bus kota yang kaukemudikan itu. Tahukah kamu? Sepertinya kamu tahu ya...

Beberapa waktu lalu, dia datang ke rumahku. Menangisi kamu. Dia jatuh hati padamu, kurasa. Tapi, kamu terlalu jauh dari jangkauan tangan mungilnya. Dia bilang, cintanya padamu adalah cinta maya. Antara ada dan tiada. Tak benar-benar nyata. Tak bisa dinyatakan. Mulanya, dia hendak memperkenalkan diri padamu. Ingin, setidaknya, bisa selangkah lebih dekat denganmu. Agar kemudian, cintanya tak lagi maya. Tapi, satu berita duka tiba-tiba sampai di telinganya... sungguh, aku pun sangat terkejut ketika mendengar berita sedemikian. Jadi, kamu sudah berkeluarga rupanya? Kamu tahu, dia hancur sekali saat berita itu terdengar. Pun embel-embel lain yang disertakan dalam berita duka itu, malah makin meruntuhkan dunianya. Kudengar, kamu memang senang mempermainkan perempuan. Kudengar, sudah banyak yang menjadi korban. Kudengar, kamu tak akan melepaskan perempuan yang menggilaimu. Meski kamu berstatus suami orang. Meski kamu berstatus ayah bagi seseorang. Tak kusangka kamu sebajingan itu!

Kamu tahu, dia betul-betul frustasi sekarang. Bertemu denganmu malah bikin frustasinya semakin menjadi. Memandangi tiap mili tubuhmu, bikin dia teringat ratu hatimu. Ratu hati yang tak akan tersesat meski menjelajahimu dalam gelap. Dia terbakar cemburu semu. Semu, karena sesungguhnya dia tak punya hak apa-apa terhadap kamu. Bahkan dia tidak mengenal kamu! Ah! Terlalu!

Satu yang bikinku murka padamu, kebrengsekanmu menanggapi cinta mayanya! Seharusnya, kamu tak usah balas melirik dia dengan tatapan begitu! Seharusnya, kamu tak usah balas menoleh padanya! Seharusnya, kamu tak usah menanggapi dia!! Seharusnya, kamu abaikan saja dia! Kumohon, jangan permainkan dia... dia sudah tahu segalanya, segala kebrengsekanmu itu, segalanya yang bikin dia tertawa dalam tangis karenanya! Kelakuanmu yang demikian bikin dia makin terpuruk dalam kesengsaraan! Dia sudah tahu kamu hanya main-main! Tolong, sudahi saja semuanya! Tolong, lebih baik kamu menegurnya, mengatakan padanya bahwa kamu sudah tak membujang. Aku tahu, itu akan sangat menyakitkan, tapi lebih baik ketimbang sakit yang dirasakan karena sudah tahu dirinya sedang dipermainkan! Tolong, kabulkan lah permintaanku itu!

***

Comments

Popular posts from this blog

untitled: ucapan yang hilang

Jika.

Kehilangan Kata