Membencintaimu.

Ciputat, 22 September – 21 Oktober 2014

Di dalam sebuah ruang yang bahkan sepasang tarikan napas pun sulit terdengar, sebuah melodi berlirik dungu terus berputar ulang: “aku tak tahu apa yang terjadi antara aku dan kau, yang kutahu pasti, kubenci untuk mencintaimu..”.

Di dalam sebuah ruang yang jauh lebih tersembunyi: ada sesuatu yang terasa berpilin perlahan.

***

B E N C I. C I N T A.

B E N C I N T A.

Banyak orang bilang dua hal itu sangat sulit untuk dipisahkan. Ketika kau terlalu membenci seseorang, hasil akhirnya malah memiliki kemungkinan berubah menjadi cinta. Atau ketika kau terlalu mencintai seseorang, tak jarang malah akan menghasilkan kebencian yang tak terhingga. Atau malah mungkin kedua perasaan itu hadir bersama-sama..

Kauingin dia tak ada tapi juga sekaligus ingin dia ada. Kaumembenci keberadaannya tapi juga menyukai setiap saat yang kalian lalui bersama. Kautahu pasti di dalam kebencianmu yang tak terhingga itu ada rasa cinta yang terus mengalir tanpa henti. Kautahu pasti bahwa meski kau tak akan pernah sanggup memaafkan segala hal menyakitkan yang dihantamkannya padamu berkali-kali, kau sesungguhnya ingin sekali untuk memaafkannya. Hatimu ingin sekali menikmati lagi kebodohan-kebodohanmu bersamanya tapi pikiran warasmu ingin hidup dengan lebih cerdas karena tak lagi sanggup menahan sakitnya terus menerus dibodohi oleh dirinya.

Kau benar-benar tak ingin dia ada tapi juga benar-benar ingin dia ada hingga setiap malam kauberdoa pada Tuhan agar jangan menjodohkan dirimu dengan dirinya meski enggan kauakui bahwa hal itu kaulakukan semata-mata karena hatimu yakin bahwa dia adalah kutukan Tuhan yang telah ditakdirkan Tuhan untuk menghukum kesombonganmu dalam memilih pasangan sampai mati. Kebencianmu semakin menjadi beriringan dengan rasa cinta yang terus diproduksi besar-besaran hingga rasanya tak lagi masuk akal.

Kau semakin kehilangan batas antara ketidakinginan melihat dirinya lagi dengan kerinduan untuk memilikinya lagi. Semakin hari, benci dan cinta semakin bercampur aduk, berjejalan di dalam pikiran dan hatimu. Dua perasaan yang sama-sama beradu pasukan hingga kau tak lagi tahu pihak mana yang akan memenangkan pertempuran itu sebelum otakmu jatuh sebagai korbannya. Kau tak berani membayangkan kemungkinan terburuk jika malah kewarasanmu lah yang akan jatuh sebagai korban utamanya.

Di tengah hiruk pikuk benci dan cintamu, kau bayangkan, manusia itu pasti tertawa penuh kemenangan jika mengetahui kekacauan dalam pikiran dan hatimu sekarang. Kebencianmu pun kembali bergelora. Cintamu terasa hangus perlahan-lahan… Kau yakin benci itu akan menang.. perlahan-lahan… perlahan-lahan… asap pembakarannya membumbung… memunculkan kilasan betapa manisnya manusia itu ketika dia berpura-pura tak membutuhkanmu… ketika dia diam-diam masih mengekor kegiatanmu… ketika dia diam-diam masih saja membicarakanmu… persis sama dengan masa-masa saat ini…

Bara cintamu, kembali menyala.

***

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

untitled: ucapan yang hilang

Jika.

Kehilangan Kata