untitled: ucapan yang hilang

Ciputat, 16 April 2012

Menyedihkan itu ketika kamu bersikap seolah kamu dan saya tak akan pernah berpisah. Kamu tetap tertawa seperti hari yang sudah-sudah. Kamu tetap bermanja-manja. Kamu tetap genit menggoda. Rasanya saya ingin menarik kerah kemejamu, mendekatkan wajah padamu, lalu memakimu. Bukankah masa-masa seperti ini tak mungkin terjadi lagi? Bukankah keberadaan esok hari hampir tak mungkin sama sekali? Bukankah kamu dan saya tak mungkin berjumpa lagi? Lalu, kenapa kamu hanya diam?


Sebut saya aneh karena malah memintamu menyisakan kenangan. Saya suka kenangan. Mungkin kamu tidak. Tapi, saya suka. Bagi saya, semua yang sementara harus diberi bonus kenangan yang paling indah. Mungkin sebuah kecupan di pipi. Mungkin pelukan sesaat. Atau sekadar jabat tangan hangat pun tak masalah. Sayangnya, kamu seolah tak bersedia menyisakan apa-apa. Kamu telan habis semuanya. Bahkan ketika saya bilang, saya akan pulang. Kamu tetap diam.


Kamu diam. Saya diam. Kamu dan saya hanya diam begini. Dalam jarak beberapa senti. Sibuk memahat rupa masing-masing di dalam hati. Cuma itu yang kamu biarkan ikut saya bawa pulang. Selain sisa getar tanganmu ketika menyentuh kedua bahu saya tentunya. Ah..


Menyedihkan itu ketika kamu tak mengucapkan salam perpisahan sama sekali. Bahkan ketika kamu datang untuk yang terakhir kalinya. Lalu, saya hanya bisa diam. Menyedihkan.


***



If life is so short, why won’t you let me love you before we run out of time

If love is so strong, why won’t you take a chance before lifetime has gone

If life is so short.. if life is so short..

The Moffatts – If Life Is So Short

Comments

Popular posts from this blog

Jika.

Kehilangan Kata