Cinta Maya: Sama.

Cimahi, 04 April 2012

Kerut di sekitar mata saat tertawa itu.. seksi akut!

***

Setiap kali berdiam di suatu tempat. Ada saja manusia-manusia yang hinggap sebentar di dalam kepala. Seperti yang lalu-lalu. Seperti kamu. Mungkin benar jika hormon yang sedang bergolak dalam tubuh turut mengambil peran. Tapi, biarlah. Toh rasa suka memang datang dari hidung lantas turun ke hati, bukan?

Kali ini, di antah berantah ini, kamu lah yang tak pernah absen menghadiahi hari-hari membosankan saya dengan sebuah senyuman. Kamu memang tak rupawan. Kamu juga tak terlihat hartawan. Tapi, kadar humor yang begitu tinggi dalam darahmu telah mengalahkan para wan-wan yang lainnya. Nilai tambah yang jumlahnya berpuluh kali lipat buat saya. Nah, itu dia, wajah pura-pura merajuk itulah yang membuat saya jatuh hati padamu. Bibirmu yang menguncup dengan alis bertaut benar-benar terlihat lucu dan menggemaskan. Terutama untuk manusia seusia kamu. Sekitar tigapuluh tahun, mungkin?

Gara-gara tingkah pola lucumu itu, setiap hari saya menanti kunjunganmu. Meski hanya beberapa menit saja kita berjumpa dan saling sapa seperlunya, kadang juga bercanda dan tertawa. Tawamu yang khas. Tawa yang saya suka. Tawa yang menghadirkan kerut-kerut usia di sekitar mata cerahmu. Mungkin saya perlu berterima kasih pada pemilik ruangan tempatmu bekerja, karena telah begitu baik dengan memintamu bolak-balik mengunjungi tempat saya bekerja beberapa kali sehari. Jauh-jauh dari gedung sebelah di lantai ketiga, datang ke tempat saya di lantai satu. Ataukah, kamu sendiri yang mengajukan diri untuk tugas-tugas melelahkan itu? Ah, saya tak mau berbesar hati dulu.. 

Pernah, satu ketika saya tak henti tersenyum-senyum sendiri, gara-gara kamu tentunya. Gara-gara kamu yang iseng melempari gulungan tisu ke arah saya yang sedang berbincang dengan seorang rekan laki-laki. Kamu tertawa jahil saat saya akhirnya menoleh ke arah kamu, si pencari perhatian yang selera humornya tak habis-habis.

Beberapa waktu lalu, saya malah dibuat merasa bersalah olehmu. Entahlah. Tapi, rasanya kamu jadi begitu dingin setelah saya sibuk bercanda dengan rekan kerja laki-laki tepat di depanmu saat kamu datang berkunjung. Padahal, sungguh, saya tak punya hubungan lebih dengan laki-laki itu. Tidakkah kamu bisa melihatnya di dalam mata saya tiap kali kita merapat sesaat di lorong-lorong ruang kerja itu? Cuma ada kamu di dalamnya, bukan? Tidakkah kamu lihat?

Ah, sayangnya, seberapa besar pun ketertarikan saya padamu, seberapa besar pun kamu misuh-misuh tiap kali saya dekat dengan rekan kerja laki-laki itu, kamu dan saya akan tetap begini saja. Cukup saling tahu bahwa kamu dan saya sama mengagumi diam-diam. Bukan, bukan. Ini bukan karena saya enggan berhubungan dengan pria yang telah beristri. Sama sekali bukan. Hanya, saya tak mau merusak citra dirimu di mata dunia. Ya, ya. Begitulah. Hidup menjadi seorang laki-laki pecinta sesama jenis.. memang tak pernah mudah. Tak pernah..

***


Sebuah hadiah untuk kamu, pria terlucu yang hobi memanyunkan bibir :)

Comments

Popular posts from this blog

untitled: ucapan yang hilang

Jika.

Kehilangan Kata